Minggu, 18 April 2010

Hidayat Nur Wahid Kepincut Satpol PP Solo

Hidayat Nur Wahid. (VIVAnews/Tri Saputro)
VIVAnews - Anggota DPR RI dari Partai Keadilan Sejahtera mengaku kepincut dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Solo. Tapi hal itu bukan tanpa alasan, karena menurutnya Satpol PP Solo selalu mengedapankan pendekatan persuasif dan kultural dalam melakukan tugasnya.

"Saya tertarik dengan apa yang diungkapkan Pak Jokowi (Walikota Solo). Satpol PP di Solo itu menyelesaikan masalah tanpa masalah. Karena Satpol PP Solo selalu mengedepankan pendekatan yang manusiawi dan kultural," tutur mantan Presiden PKS kepada VIVAnews di Solo, Sabtu 17 April 2010.



Hidayat berpendapat agar daerah lain meniru Satpol PP di Solo. Seluruh kepala daerah tidak bisa langsung melihat hasilnya. "Tidak langsung bisa menyakinkan Satpol PP tetapi ada prosesnya seperti bagaimana mengubah paradigma, meyakinkan, kemudian bagaimana cara yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah. Proses itu semua memang harus dilalui," katanya.

Sebab itu, menurut Wahid, yang perlu dihadirkan bukanlah kemudian memberikan senjata pentungan dan tameng. "Pakaian juga tidak harus seperti polisi dengan senjata tameng dan pentungan," katanya.

Satpol PP Solo memang terkenal simpatik dan dianggap berhasil melakukan relokasi hunian yang cukup sensitif seperti hunian bantaran Bengawan Solo dan ribuan pedagang di pasar tradisional Banjarsari.

Relokasi berlangsung cukup meriah dan dilakukan dengan cara unik, pawai tradisional. Bahkan tak terhitung, Satpol PP Solo menerima studi banding dari daerah lain.

Sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/144845-hidayat_nur_wahid_kepincut_satpol_pp_solo

Kamis, 15 April 2010

Sa'aduddin, Kesederhanaan Seorang Bupati



Jakarta - Sederhana. Itulah prinsip utama Sa'aduddin. Orang nomor satu di Kabupaten Bekasi ini ke mana-mana kerap tampil seadanya. Kedua kakinya sangat jarang berbalut sepatu kulit mengkilat. Ditambah lagi, sikap cueknya terhadap aturan protokoler yang serba formil.

Banyak peristiwa unik dari sikap santai serta jauh dari protokoler yang dilakoni Sa'aduddin. Salah satunya ketika melakukan kunjungan kerja ke salah satu kecamatan. Dia diam-diam duduk di sebuah warung kopi tak jauh dari lokasi acara tujuannya. Dia tersenyum geli saat mendengar obrolan beberapa pengunjung warung kopi itu.

"Mereka bertanya-tanya, kok bupatinya nggak datang-datang ya," ungkap Sa'aduddin saat berbicara dengan detikcom, Kamis (15/4/2010).


Bapak dari 8 anak ini mengaku dirinya tidak anti protokoler yang serba resmi. Dia hanya ingin tidak terlalu formil saat bertemu warganya. Sebab dengan demikian, dia bisa mendengar dan melihat lebih dekat kondisi warganya.

"Kalau kita jauh, warga tentunya ya juga jauh. Ukuran sukses juga tidak dinilai dari harta atau jabatan, tapi bagaimana saya bisa siap melayani dan memberikan yang terbaik bagi warga masyarakat sepanjang jabatan saya ini," ujar Sa'aduddin.

Sejak memimpin Kabupaten Bekasi, penyandang gelar doktor ini telah melakukan berbagai terobosan. Untuk urusan pendidikan, dia menggratiskan biaya pendidikan mulai tingkat SD hingga SMP. Tunjangan bagi kesejahteraan para guru pun tak luput diberikan.
Layanan kesehatan masyarakat pun menjadi perhatiannya. Termasuk di antaranya mengupayakan peningkatan pelayanan rumah sakit di Kabupaten Bekasi dengan meningkatkan kelas plus ketersediaan peralatan.

Demikian pula dengan sektor ekonomi. Sa'adudin tengah gencar melakukan optimalisasi sumber penerimaan serta merevisi beberapa regulasi terkait retribusi daerah. Dia juga menggiring pihak swasta agar terlibat dalam proses pembangunan.

"Keterlibatan pihak swasta dalam pembangunan sangat strategis. Terlebih jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Bekasi mencapai lebih dari 143 ribu orang," tutur Sa'aduddin.

Diakui Sa'aduddin, menarik minat swasta untuk melakukan investasi di wilayahnya bukan perkara sepele. Sebab, para investor butuh kepastian hukum dan iklim yang kondusif. Terutama masalah birokrasi dan perizinan usaha yang berbelit-belit. Untuk itulah, Pemkab Bekasi berniat menerapkan pelayanan perizinan satu atap.

"Ke depan, layanan perizinan ini akan kita tingkatkan statusnya menjadi sebuah badan," terang Sa’duddin.

Di akhir cerita, Sa'aduddin mengaku mempunyai 3 doa utama yang selalu dilafalkan setiap hari. Pertama, dirinya selalu berdoa agar bisa menjalani hidup dengan ikhlas. Kedua, dia berdoa agar dirinya selalu istiqomah.

"Yang terakhir adalah bagaimana saya ini nanti dapat meninggal dalam kondisi beriman dan khusnul khotimah," ungkapnya.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2010/04/15/121728/1338843/608/saaduddin-kesederhanaan-seorang-bupati



Tifatul Minta Media Tidak Ulang-ulang Tayangan Bentrok Priok


Foto: Andi / detikcom

Jakarta - Pemerintah meminta semua pihak membantu membuat suasana kondusif pasca bentrok di makam Mbah Priok. Media massa diminta tidak mengulang-ulang tayangan dan pemberitaan bentrok Priok.

"Media massa sebagai corong berita juga diimbau untuk tidak menayangkan konten sadis terus-menerus, karena akan menimbulkan provokasi. Walau gambar sudah diburamkan, tapi kesan kesadisannya sangat kuat," kata Menkominfo Tifatul Sembiring dalam pesan singkat kepada detikcom, Kamis (15/4/2010).

Bentrok Priok mengakibatkan tewasnya 3 Satpol PP. Sementara puluhan Satpol PP, polisi dan warga setempat luka-luka.

Tifatul berharap agar Pemda dan warga bisa sama-sama menenangkan diri. Semua pihak diminta agar tidak terprovokasi. Terkait dengan bentrok di Priok, Tifatul juga mengajak tokoh masyarakat untuk ikut aktif menenangkan masyarakat.


"Semua pihak diimbau tidak melakukan provokasi. Tidak ada yang diuntungkan, sesama kita saling bunuh," paparnya.

Politisi PKS ini pun menyampaikan duka citanya. "Saya mengucapkan duka cita atas jatuhnya korban dan peristiwa ini. Semua pihak harus menjadikan hal ini sebagai pelajaran berharga, agar tidak terulang di masa yang akan datang," pungkas Tifatul.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2010/04/15/125324/1338892/10/tifatul-minta-media-tidak-ulang-ulang-tayangan-bentrok-priok



Tifatul: PKS Bukan Organisasi Malaikat

Tifatul Sembiring (Antara/ Widodo S Jusuf)
VIVAnews - Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menilai kasus politisi PKS M Misbakhun manusiawi. Terjadinya kasus ini merupakan ujian Partai yang harus dihadapi.

"Ini semua manusiawsi, (PKS) bukan organisasi malaikat," kata Menteri Komunikasi dan Informatika itu di Kemayoran, Jakarta, Kamis 15 April 2010.

Menurutnya status Misbakhun baru tersangka. Sementara yang tertuduh dan disidangkan berkali-kali biasa saja. Ketika ditanya Misbakhun merupakan anggota DPR yang pertama menjadi tersangka, dia mengatakan, "kan ini bukan malaikat."

Masalah itu, lanjut dia, terjadi di sepanjang zaman. Yang penting jika terdapat kesalahan ada yang mengkoreksi. Namun PKS tak akan melakukan evaluasi besar-besaran terhadap kasus ini. "Nggak besar-besaranlah, satu orang ini," ujarnya.


Namun Tifatul menilai proses yang terjadi pada Misbakhun lebih ke masalah hukum, bukan politis. PKS menyerahkan kasus ini pada masalah hukum.

Partai akan mengambil langkah tegas jika terbukti Misbakhun bersalah. "Karena kami punya mekanisme, kan bisa terjadi kesalahan di kadernya. Bisa terjadi kesalahan dari 1,55 juta kader, tapi kita kan punya mekanisme reward and punishment," ujarnya.

Menurutnya hal ini tak mencoreng PKS sebagai partai bersih. Menurutya partai bersih adalah berupaya bersih. "Kan tidak ada ayatnya Allah mencintai orang yang bersih tapi yang ada adalah Allah mencintai orang yang membersihkan diri," ujarnya.

Misbakhun menjadi tersangka atas dugaan pemalsuan dokumen pendukung letter of credit (L/C) PT Selalang Prima International. Dirut PT SPI Franky Ongko bahkan sudah ditahan Mabes Polri.


Sumber : http://politik.vivanews.com/news/read/144227-tifatul__pks_bukan_organisasi_malaikat

Senin, 15 Maret 2010

Presiden PKS Welcome Obama ke Indonesia


Barack Obama
(istimewa)

INILAH.COM, Bandarlampung - Kepastian kedatangan Presiden Barack Obama masih harus dilihat pada 21 Maret mendatang. Namun PKS mengaku welcome saja atas kedatangan Obama untuk kali pertama ke Indonesia itu.


Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Luthfi Hasan Ishaq mengatakan, pihaknya mendukung kehadiran Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia. "Kehadirannya sebagai tamu negara. Kita wellcome. Kitapun mendukung saling kesepahaman antara Indonesia dan AS, untuk menuju Indonesia yang lebih baik," ujarnya di Kantor DPW PKS Lampung, di Bandarlampung, Minggu (14/3).

Mengenai pengamanan ekstra ketat, Luthfi mengharapkan agar jangan sampai melanggar hak-hak sipil. "Kita berharap semua berjalan lancar dan tidak mengganggu hak sipil. Mudah-mudahan ini sudah diantisipasi oleh pihak keamanan," kata dia, usai meresmikan ruang media DPW PKS Lampung.

Sedangkan terkait ancaman terorisme atas kehadiran Presiden AS itu, ia mengaku, berbagai hal tersebut diserahkan ke aparat keamanan. Selain itu, Luthfi juga berharap pihak keamanan untuk menangkap tersangka terorisme secara hidup. Sehingga bisa diurai jaringan mereka dan dapat diselesaikan secara hukum kasusnya.

"Masing-masing tersangka 'kan memiliki peran berbeda dan hukumannya pun beda, karena itu jika dimungkinkan untuk menangkap para tersangka dalam kondisi hidup," imbuhnya.

Ia menjelaskan, aksi yang dilakukan teroris, umumnya terkait perubahan di negeri ini dan cara mereka melakukannya seperti itu. "Karena itu, perlunya pendekatan persuasif. Represif bagi mereka yang melanggar hukum," tandas Luthfi.

PKS cenderung menginginkan tersangka terorisme untuk dibawa ke ranah hukum, ketimbang dieksekusi di lapangan. Kehadiran Presiden PKS ke Lampung untuk melakukan beberapa agenda, antara lain, konsolidasi kader dan pertemuan dengan bakal calon kepala daerah yang diusung partai tersebut. [*/jib]

Sumber : http://www.inilah.com/news/read/politik/2010/03/15/399882/presiden-pks-welcome-obama-ke-indonesia/

Kamis, 04 Maret 2010

Ukhuwah dalam Berjama'ah

Ikhwah fillah,

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa ketika muhajirin tiba di Madinah, Rasulullah SAW mempersaudarakan Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’ad bin Ar-Rabi’. Sa’ad berkata kepada Abdurrahman, “Sesungguhnya aku adalah orang yang paling banyak hartanya di kalangan Anshar. Ambillah separuh hartaku. Aku juga mempunyai dua istri. Maka lihatlah mana yang engkau pilih, agar aku bisa menceraikannya. Jika masa iddahnya sudah habis, maka nikahilah ia.”

Abdurrahman berkata, “Semoga Allah memberkahi bagimu dalam keluarga dan hartamu. Lebih baik tunjukkan saja mana pasar kalian.”

Demikianlah sebagian potret ukhuwah dalam bangunan jama’ah dakwah yang ideal. Sa’ad benar-benar memahami keterbatasan Abdurrahman bin Auf. Meskipun di Makkah Abdurrahman bin Auf adalah sudagar yang kaya raya, toh ia datang ke Madinah tidak membawa apapun. Hijrah lebih ia cintai walaupun resikonya adalah meninggalkan seluruh harta kekayannya. Namun, Abdurrahman bin Auf juga seorang sahabat yang tahu betul bahwa ia sanggup melakukan hal yang lebih baik, tanpa bermaksud menolak kebaikan Sa’ad. Ia tetap memberi kesempatan Sa’ad untuk berbuat baik padanya sebagai konsekuensi sebuah ukhuwah; menunjukkan pasar Madinah.

Ukhuwah seperti itu tidak hanya terjadi antara Sa’ad bin Ar-Rabi’ dengan Abdurrahman bin Auf. Ukhuwah seperti itu terjadi pada semua sahabat muhajirin dan ansar. Gambaran mereka seperti firman Allah SWT:

وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ [الحشر/9]
Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al-Hasyr : 9)

Dan bangunan kemasyarakatan mereka seperti penjelasan Sayyid Qutb saat mengomentari QS. Al-Hujurat ayat 11: “Implikasi dari ukhuwah ini adalah hendaknya rasa cinta, perdamaian, kerja sama, dan persatuan menjadi landasan utama masyarakat muslim."

Begitulah. jamaah dakwah yang telah bermetamorfosis menjadi negara di atas tanah Madinah itu menjadi solid dan kuat. Kekuatan utamanya bertumpu pada keimanan. Lalu kekuatan ukhuwah. Ukhuwah yang senantiasa terjaga inilah yang menjamin berlangsungnya fase konsolidasi negara. Bersama-sama, mereka siap mempertahankan Madinah dari segala ancaman yang datang. Ukhuwah yang selalu terpelihara inilah yang menjamin kokohnya eksistensi Madinah. Bersama-sama, mereka siap melindungi dakwah dengan apapun yang mereka miliki.

Ikhwah fillah,
Ukhuwah merupakan hal yang sangat penting setelah akidah, bagi jamaah dakwah. Karenanya Hasan Al-Banna menempatkan ukhuwah sebagai salah satu dari rukun baiat. Beliau mengatakan :
وأريد بالأخوة أن ترتبط القلوب والأرواح برباط العقيدة ، والعقيدة أوثق الروابط وأغلاها ، والأخوة أخت الإيمان ، والتفرق أخو الكفر ، وأول القوة : قوة الوحدة ، ولا وحدة بغير حب , وأقل الحب: سلامة الصدر , وأعلاه : مرتبة الإيثار

Yang saya maksud dengan al-ukhuwah adalah hendaknya berbagai hati dan ruh berpadu dengan ikatan akidah. Akidah adalah ikatan yang paling kokoh dan mahal. Ukhuwah merupakan saudara keimanan, sedang perpecahan adalah saudara kekufuran. Kekuatan yang pertama adalah persatuan. Tidak ada persatuan tanpa cinta kasih, sedangkan cinta kasih yang paling lemah adalah lapang dada dan puncaknya adalah itsar (mengutamakan orang lain dari pada dirinya sendiri).

Ukhuwah yang tulus, yang mendekati itsar atau bahkan mencapainya, akan menjadi faktor penyebab keteguhan serta kekokohan jamaah dakwah dalam menghadapi segala medan amal dan mihwar apapun. Sebaliknya, saat ukhuwah itu mulai pudar, bahkan salaamatush shadri pun tidak, akan membuat jamaah segera hancur, betapapun hebat slogannya dan betapapun tinggi cita-citanya.

Saat berada di mihwar tandzimi dan mihwar sya’bi, di mana jumlah kader dakwah tidak sebanyak sekarang, ukhuwah itu begitu terasa. Saat ada satu ikhwah sakit, semua ikhwah dalam satu daerah menjenguknya. Saat ada ikhwah yang tidak hadir sekali saja dalam halaqah, semua ikhwah dalam grup yang sama segera silaturahim padanya. Khawatir ada apa-apa dengannya atau keluarganya. Saat seorang ikhwah mendapatkan kebahagiaan, semuanya pun memberi selamat. Alat komunikasi masih sangat terbatas, tapi seakan-akan setiap kabar bisa begitu cepat sampai ke ikhwah yang lain. Apalagi saat ada yang menikah, subhaanallah. Luar biasa rasa ukhuwah itu.

Kini mihwar kita berbeda. Kita melangkah lebih jauh dalam perjalanan dakwah kita. Kita mengembangkan pengaruh dakwah yang lebih luas. Jumlah kader dakwah semakin banyak. Setiap waktu bertambah. Mihwar muassasi ini ditandai juga dengan penetrasi dakwah ke parlemen dan pemerintahan. Sebagian kader dakwah tersedot ke sana, dengan berbagai konsekuensinya.

Ukhuwah justru menjadi lebih penting pada mihwar ini. Ia sekaligus akan menjadi barometer kesiapan jamaah untuk memasuki fase berikutnya; mihwar daulah. Banyaknya kader dakwah dengan berbagai kesibukannya, seharusnya tidak menggerus nilai-nilai ukhuwah.

Ukhuwah dibangun di atas cinta dan kasih sayang

Ikhwah fillah,
Ukhuwah dalam berjamaah ini harus dibangun di atas cinta, di atas kasih sayang. Dalam bahasa Al-Qur’an disebut “ruhamaa’u bainahum” saling berkasih sayang dengan sesama mereka. Dengan ukhuwah yang dilandasi cinta inilah, orang mukmin dicemburui oleh nabi dan syuhada’; meskipun mereka bukan nabi dan buka syuhada’.

إن من عباد الله عبادا ليسوا بأنبياء يغبطهم الأنبياء والشهداء قيل : من هم لعلنا نحبهم ؟ قال : هم قوم تحابوا بنور الله من غير أرحام ولا انتساب وجوههم نور على منابر من نور لا يخافون إذا خاف الناس ولا يحزنون إذا حزن الناس ثم قرأ : { ألا إن أولياء الله لا خوف عليهم ولا هم يحزنون
“Sesungguhnya, di kalangan hamba-hamba Allah ada beberapa orang yang bukan para nabi dan bukan syuhada, tetapi para nabi dan syuhada menginginkan kedudukan yang diberikan oleh Allah kepada mereka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepada kami, siapakah mereka itu?” Rasulullah SAW bersabda, “Mereka adalah orang yang saling mencintai karena Allah, bukan karena hubungan kekerabatan diantara mereka. Juga bukan karena harta yang saling mereka berikan. Demi Allah, wajah-wajah mereka adalah (seperti) cahaya dan mereka berada di atas cahaya. Mereka tidak merasa takut tatkala manusia ketakutan dan tidak bersedih hati tatkala manusia bersedih hati.” Kemudian Rasulullah SAW membaca (ayat), “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Yunus : 62) (HR. Ahmad)

Ukhuwah yang dibangun di atas cinta kepada Allah ini juga mendatangkan cinta-Nya. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ meriwayatkan sebuah hadits qudsi:

قَالَ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى وَجَبَتْ مَحَبَّتِي لِلْمُتَحَابِّينَ فِيَّ وَالْمُتَجَالِسِينَ فِيَّ وَالْمُتَزَاوِرِينَ فِيَّ وَالْمُتَبَاذِلِينَ فِيَّ
Allah SWT berfirman, “Kecintaan-Ku akan didapat oleh orang-orang yang saling mencintai dan saling (menemani) duduk karena Aku, saling berkunjung karena Aku, serta saling memberi karena Aku.” (Al-Muwatha’)

Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

أَنَّ رَجُلاً زَارَ أَخًا لَهُ فِى قَرْيَةٍ أُخْرَى فَأَرْصَدَ اللَّهُ لَهُ عَلَى مَدْرَجَتِهِ مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ قَالَ أَيْنَ تُرِيدُ قَالَ أُرِيدُ أَخًا لِى فِى هَذِهِ الْقَرْيَةِ. قَالَ هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا قَالَ لاَ غَيْرَ أَنِّى أَحْبَبْتُهُ فِى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ. قَالَ فَإِنِّى رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ
Ada seseorang berkunjung kepada saudaranya di kampung lain, lalu Allah mengutus malaikat untuk menghadang perjalanannya. Malaikat bertanya saat bertemu dengan orang tersebut, “Hendak ke manakah kamu?” Orang itu menjawab, “Aku mau ke (tempat) seorang saudaraku di kampung ini.” Malaikat bertanya, “Apakah ada kenikmatan yang ingin kamu dapatkan darinya?” Ia menjawab, “Tidak, (aku berkunjung kepadanya karena) aku mencintainya karena Allah SWT.” Malaikat berkata, “Sesungguhnya, aku ini utusan Allah kepadamu (untuk mengabarkan), bahwa sesungguhnya Allah mencintaimu karena kamu mencintai saudaramu karena-Nya.” (HR. Muslim)

Dengan dilandasi cinta, ukhuwah akan mendorong kaki kita melangkah silaturahim ke saudara kita. Terlebih ketika ia ada masalah atau terlihat mulai kendor tarbiyahnya. Dengan dilandasi cinta, ukhuwah akan menggerakkan lisan kita untuk mengingatkannya saat ia melakukan kekeliruan. Dengan dilandasi cinta, ukhuwah akan membawa diri kita untuk selalu mendoakan saudara-saudara kita; agar ikatan dakwah ini kekal dan agar segala problemnya mendapatkan solusi dari Allah.

Salaamatus shadr; tingkatan ukhuwah paling rendah

Tingkatan ukhuwah yang paling rendah adalah Salaamatus shadr; selamatnya hati dari berbagai prasangka buruk dan perasaan tidak enak terhadap sesama ikhwah. Ini adalah batas minimal ukhuwah, jika diterjang, maka ukhuwah itu terkoyak dan timbullah pertentangan dan perpecahan. “Kedua hal ini” kata Syaikh Muhammad Abdul Halim Hamid, “dapat mengantarkan jamaah pada kekalahan dan kehancuran.”

Banyak faktor dalam mihwar muassasi ini yang bisa menjadi stimulus munculnya su’udzan. Saat ada beberapa kader yang mulai berkantor di parlemen, misalnya. Lalu kelihatan ia pakai mobil baru, kader yang belum matang tarbiyahnya bisa kena penyakit ini. Namun bagi mereka yang tertarbiyah dengan baik, dengan mengedepankan ukhuwah ia akan melakukan tabayyun kepada qiyadahnya. “Oo.. itu dibelikan sama ayahnya karena kasihan kalo menantunya kepanasan. Menantunya kan sedang hamil, akhi” ternyata saat tabayyun, jawaban yang didapat benar-benar menenteramkan hati. Jadi jangan su’udzan dulu: “Baru ngantor beberapa hari sudah dapat mobil”. Astaghfirullah.

Ukhuwah itu juga perlu diterapkan saat saudara kita tidak datang liqa’ tanpa keterangan. Kalau ini bukan kebiasaannya, atau pertama kalinya, ikhwah yang lain perlu mencari 1000 alasan agar su’udzan-nya tidak muncul. Jangan buru-buru memvonis “HP-nya dimatikan, mungkin ia sengaja mengistirahatkan diri.” Tidak tahunya kalau ikhwah tadi kecelakaan, dan HP-nya terlindas truk. Na’udzubillah. Kita berlindung kepada Allah dari su’uzhan itu sebagaimana kita berlindung dari kecelakaan yang menimpa ikhwah kita.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ [الحجرات/12]
Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka itu dosa. (QS. Al-Hujurat : 12)

Berupaya mencapai itsar, tingkatan tertinggi ukhuwah

Sa’ad bin Ar-rabi’ telah mengajarkan kita tentang itsar. Demikian pula seluruh kaum Anshar telah mempraktikkan itsar ini kepada muhajirin. Maka semakin kokohlah ukhuwah mereka, semakin solid gerakan mereka, semakin gencar dakwah mereka.

Ada pula kisah mujahid yang menjadi contoh itsar. Dalam sebuah jihad, ada seorang mujahid yang terluka. Ia kesakitan, lapar, dan haus. Datanglah bantuan padanya, segelas air. Namun ia mendengar ada mujahid lain di sampingnya. Ia berpikir, ini lebih parah. “Berikan saja air itu padanya, ia kelihatan lebih parah dari pada saya.”

Saat air itu diberikan kepada orang kedua, orang itu melihat mujahid di sampingnya lagi tampak lebih membutuhkan air dari pada dirinya. “Berikan padanya.” Mujahid yang ketiga ini juga melihat sampingnya. Mengutamakan orang lain dari pada dirinya. Akhirnya, mereka semua syahid.

Dengan tercapainya itsar, tidak mungkin jamaah dakwah tergoyahkan hanya karena jabatan publik. Dengan itsar, tidak mungkin jamaah dakwah terganggu hanya karena persoalan siapa yang ditunjuk menjadi caleg, siapa yang ditunjuk menjadi calon kepala daerah, atau calon menteri seperti pada hari ini.

Sebagai penutup, marilah kita renungkan nasehat Hasan Al-Banna ini:
تحابوا فيما بينكم ، واحرصوا كل الحرص علي رابطتكم فهي سر قوتكم وعماد نجاحكم ، واثبتوا حتى يفتح الله بينكم وبين قومكم بالحق وهو خير الفاتحين
Hendaklah kalian saling mencintai dengan sesama. Hendaklah kalian sangat peduli pada ikatan kalian, karena itulah rahasia kekuatan dan keberhasilanmu. Dan tetaplah tegar sehingga Allah memberikan keputusan dengan hak antara kalian dan kaummu. Dia adalah sebaik-baik Pemberi keputusan. (Risalah Bainal Amsi wal Yaum).

Wallahu a’alam bis shawab. [sumber: E-Book Taujih Pekanan Menuju Mihwar Dauli]

At-Tarbiyah wat Takwin Thariqunaa lit Tamkin

Ayyuhal ikhwah hafidzakumullah…

Puncak jihad siyasi dalam siklus lima tahunan telah kita lalui. Kita telah melihat hasil perjuangan kita dalam bentuk angka, namun nilai sebenarnya ada di sisi Allah SWT. Dan nilai itu tidak tergantung pada hasil akhir, tetapi yang lebih dinilai oleh Allah SWT adalah prosesnya; perjuangan kita, amal kita, jihad kita.

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ [التوبة/105]
Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu,.." (QS. At-Taubah : 105)

Dengan demikian, kader dakwah yang telah beramal dan berjihad dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, bagi mereka pahala di sisi Allah SWT. Sementara bagi kader dakwah yang belum optimal dalam beramal masih ada kesempatan untuk membuktikan komitmennya pada dakwah.

Ikhwati fillah rahimakumullah,

Semakin padatnya aktifitas siyasi tidak boleh membuat kita mengesampingkan tarbiyah dan takwin. Memang setelah kita mengambil keputusan berjuang melalui jalur siyasi, setiap lima tahun tenaga dan dana kita dikuras minimal 4 kali; Pemilu Legislatif, Pemilu Pilpres, Pilkada Provinsi, dan Pilkada Kab/Kota. Belum lagi aktifitas parlemen dan eksekutif yang membutuhkan energi ekstra dan banyak menyedot waktu untuk berkiprah di sana. Itulah konsekeunsi dari Mihwar Muassasi yang kita jalani saat ini, dan ia akan meningkat lagi saat kita nanti memasuki mihwar Dauli. Yang perlu disadari adalah, justru dengan meningkatnya aktifitas siyasi, kita membutuhkan bekal tarbiyah yang lebih besar dan lebih banyak. Justru dengan semakin dekatnya mihwar daulah, kita memerlukan kualitas yang lebih baik dalam tarbiyah.

Lebih dari itu, jalan kita dalam menggapai kemenangan Islam adalah jalan tarbiyah. التربية والتكوين طريقنا للتمكين . Karenanya, Hasan Al-Banna, seorang pelopor kebangkitan umat dan pendiri Ikhwanul Muslimin menegaskan:

فاعلم أن الغرض الأول الذي ترمى إليه جمعيات الإخوان المسلمين (التربية الصحيحة ) : تربية الأمة على النفس الفاضلة والخلق النبيل السامي ، وإيقاظ ذلك الشعور الحي الذي يسوق الأمم إلى الذود على كرامتها والجد في استرداد مجدها وتحمل كل عنت ومشقة في سبيل الوصول إلى الغاية ..
Maka ketahuilah bahwa tujuan pertama yang digariskan oleh Ikhwanul Muslimin adalah tarbiyah shahihah, yakni pembinaan umat untuk mengantarkannya menuju kepribadian yang utama dan mentalitas yang luhur. Pembinaan -untuk membangun jiwa yang dinamis- itu ditegakkan dalam rangka merebut kembali kemuliaan dan kejayaan umat dan untuk memikul beban tanggung jawab di jalan yang mengantarkan kepada tujuan. (Risalah Hal Nahnu Qaumun Amaliyun)

Mengapa? Sebab tarbiyah akan membentuk dua unsur utama yang dibutuhkan dalam menegakkan Dinullah; para dai sebagai basis operasional dan masyarakat sebagai basis pendukung. Kita memerlukan para dai dalam jumlah yang banyak dalam rangka mempelopori perubahan Islami di masyarakat. Namun, tanpa masyarakat yang tersentuh dakwah, proyek itu tidak hanya tidak mendapat dukungan, bisa jadi malah akan ditentang dan dilawan.

Inilah yang tidak disadari oleh beberapa harakah Islam saat mereka menyeru penegakan khilafah tanpa melihat kesiapan masyarakatnya. Begitu seruan ini dimulai, masyarakat segera membuat tembok penghalang misi itu dan seketika menjadi lawan dakwah itu. Khilafah memang seketika didengar, tapi oleh telinga yang panas. Khilafah memang dikenal, tetapi dikenal sebagai sesuatu yang menakutkan dan angker. Akibatnya, kegagalan dakwah begitu banyak memenuhi lembar sejarah.

Pengalaman kita beberapa tahun terakhir juga mengajarkan hal yang sama. Meskipun suatu daerah telah dimenangkan oleh partai dakwah dan Kepala Daerahnya juga seorang ikhwah, tidak otomatis masyarakat mendukung pelaksanaan perda-perda Islami. Masyarakat masih belum siap untuk bersama-sama menegakkan Dinul Islam.

Tarbiyah dan Kader Dakwah
Saudaraku,
Bukankah tujuan kita dalam jamaah dakwah ini adalah dalam rangka bersama-sama menegakkan kalimat Allah? Tujuan yang sama dengan apa yang telah dilakukan oleh para sahabat dan salafus shalih serta para mujahidin fii sabiilillah,
وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدِّينُ كُلُّهُ لِلَّهِ [الأنفال/39]
Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah (QS. Al-Anfal : 39)

Tujuan yang mulia ini tidak bisa terealisir kecuali ia dimulai dari orang-orang yang telah menyatu dengan tujuan itu. Dan bagaimana mungkin seseorang mengumumkan sebuah tujuan dan mengajak manusia menempuh jalan ke sana sementara ia tidak berada di jalan yang sama? Mengapa orang-orang Arab berbondong-bondong mengikuti Rasulullah SAW adalah karena mereka melihat kebenaran Islam dan melihat dengan mata kepala mereka sendiri keteguhan Rasulullah SAW dan para shahabatnya dalam menapaki jalan Islam. Sekali saja manusia melihat ketidakkonsistenan pada penyeru dakwah, mereka akan ragu dan mempertanyakan kebenaran dakwah.

Mereka yang istiqamah menjadi pengemban dakwah di masa Rasulullah SAW itu adalah mereka yang telah ditarbiyah Rasulullah SAW. Semakin intensif tarbiyah itu, semakin tinggi kualitas mereka. Maka sejarah mencatat, para assabiquunal awwaluun adalah orang-orang terbaik, dan dari merekalah lahir pemimpin-pemimpin umat. Semua khulafaurrasyidin adalah produk tarbiyah fase Makkah. Sahabat-sahabat yang mengikuti tarbiyah sejak di rumah Arqam bin Abi Arqam telah menjadi penggerak-penggerak utama dakwah. Semakin intensif tarbiyah itu, semakin tinggi kualitas mereka. Namun, intensifitas tidak sama dengan lamanya masa tarbiyah.

Tarbiyah adalah jalan kita dalam meraih kemenangan. Maka, sesibuk apapun kita dalam amal siyasi, tidak boleh membuat kita me-nomor dua-kan amal tarbawi. Saat kita melanggar prinsip ini, akan terjadi musykilah yang membuat kita semakin jauh dari kemenangan dakwah. Inilah yang terjadi saat kader dakwah sibuk dengan aktifitas-aktifitas politik, lalu ia mulai terlambah datang saat halaqah. Kemudian ia mulai tidak hadir dalam halaqah, sering absen. Perlahan-lahan, nuansa rabbani dalam dirinya akan hilang. Kegersangan ruhani mulai dirasakan. Futur pun melanda.

Bagaimana mungkin kita bisa menggapai kemenangan, jika kita tidak memenuhi syarat-syaratnya. Dan diantara syarat terpenting adalah tersedianya kader-kader rabbani dalam jumlah yang masif.

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ [آل عمران/146]
Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut nya yang rabbani. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran : 146)

Maka, selepas Ramadhan ini kita perlu meningkatkan intensifitas kita pada amal tarbawi. Kita maknai bulan syawal yang berarti peningkatan ini dengan peningkatan kualitas aktifitas tarbawi kita. Wasailut tarbiyah (sarana-sarana tarbiyah) yang ada hendaklah dioptimalkan dan dipenuhi secara seimbang.

Halaqah
Halaqah sebagai sarana utama tarbiyah tidak boleh dilewatkan oleh seorang ikhwah, sesibuk apapun dia. Tanpa udzur syar'i, sakit misalnya, jangan coba-coba absen dari forum liqa' yang menjadi inti tarbiyah ini. Kedisiplinan mengikuti halaqah menjadi tolak ukur loyalitas kader pada dakwah. Dan, keseriusannya dalam halaqah menjadi bukti komitmennya pada dakwah.

Ikhwah yang benar tidak hanya selalu datang tepat waktu dalam halaqah. Tetapi ia juga telah menyiapkan diri dan memiliki bekal berupa pengamalan madah tarbiyah sebelumnya dan bersiap dengan madah tarbiyah selanjutnya. Ia juga sudah siap dengan seluruh barnamaij yang disepakati grupnya. Grup halaqah yang benar tentu memiliki barnamaij yang baik. Jangan sampai halaqah hanya sekedar berkumpul, bertemu, lalu membahas kondisi politik, setelah itu bubar. Tidak ada nilai ruhiyah. Malah menambah masalah. Bukan seperti itu.

Tilawah harus diperbaiki dalam halaqah, selain dalam forum lain yang lebih intensif. Materi tarbiyah yang diberikan Murabbi haruslah mengacu pada kurikulum tarbiyah, sehingga ia memiliki nuansa rabbani dan seimbang dalam memenuhi kapasitas yang hendak dibangun dalam tarbiyah. Taujih yang diberikan murabbi maupun yang disampaikan semua anggota grup diharapkan menjadi tazkiyah, sehingga selesai halaqah, ruhani mendapatkan apa yang dirindukannya; berupa ketenangan dan kesejukan jiwa. Pun, dengan mutabaah yang menjadi alat kontrol kualitas kita. Ia bukan buku yang harus ditakuti dan menjadi beban. Bersyukurlah. Dengan adanya mutabaah kita lebih stabil dan terjaga.

Mabit
Inilah sarana mensucikan jiwa kita. Inilah sarana tarbiyah ruhiyah yang sangat efektif untuk meng-up grade taqarrub kita kepada Allah SWT. Materi ruhiyah atau tazkiyatun nafs, qiyamullail, dzikir dan muhasabah dalam mabit ini sangat diperlukan oleh kader dakwah dalam rangka menuju kader-kader yang rabbani. Dalam kondisi normal, kita memerlukan mabit satu bulan sekali. Sungguh miris mendengar ungkapan kader dakwah yang merasa terbebani dengan aktifitas tarbawi seraya mengatakan (meskipun sambil bergurau): "Liqa' liqo'.... mobat mabit..."

Kita terlupakan tentang keberuntungan yang akan Allah anugerahkan kepada orang yang mensucikan jiwanya.
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10) [الشمس/9، 10]
Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS. Asy-Syams : 9-10)

Daurah
Sarana tarbiyah lainnya yang sangat penting adalah daurah. Kurikulum tarbiyah kita telah menentukan materi-materi yang perlu disampaikan melalui halaqah dan mana yang perlu disampaikan melalui daurah. Subhaanallah, kerja keras masayikh kita dalam merancang kurikulum dan madah tarbiyah adalah pekerjaan besar yang luar biasa. Kita tinggal menikmati, seraya mendoakan mereka. Semoga Allah memberikan pahala yang mengalir tiada terputus bagi mereka.

Daurah juga diperlukan untuk melakukan akselerasi tsaqafah kader dakwah. Jangan sampai kader dakwah tidak memahami Islam secara komperehensif. Jangan sampai kader dakwah tidak memiliki ilmu dasar tentang Al-Qur'an dan Sunnah. Jangan sampai kader dakwah tidak mengerti sirah nabawiyah, yang dari sana kita banyak mengambil fiqih dakwah. Dan jangan sampai kader dakwah tidak memahami fikrah dakwah jamaah ini. Itu semua bisa di-akselerasi melalui daurah.

Masih banyak wasailut tarbiyah seperti mukhayam, rihlah, dan lain-lain. Kiranya tiga sarana tarbiyah di atas menjadi perhatian utama kita dalam menyiapkan diri menjadi kader-kader dakwah.

Mentarbiyah Masyarakat
Sekarang ini banyak orang yang bergabung pasca pemilu. Mereka adalah simpatisan-simpatisan yang ingin memperdalam Islam dan mendapatkan bekal ruhiyah. Atau mereka yang mulai tersentuh dakwah dan memiliki azzam untuk berkontribusi dalam dakwah. Struktur dakwah yang ada, khususnya elemen tarbiyah, baik eleman tarbiyah daerah, elemen tarbiyah cabang, maupun elemen tarbiyah ranting hendaknya tanggap dengan hal ini dan bersegera menjemput mereka dan memasukkanyya dalam dakwah khas, masuk dalam lingkaran tarbiyah kader.

Adapun masyarakat secara umum, kita perlu memberikan tarbiyah dalam bentuknya yang umum. Di sinilah pentingnya kader menjalankan fungsinya sebagai dai. Dan kita membutuhkan jumlah yang sangat besar. Banyak daerah yang masyarakatnya membutuhkan mubaligh untuk memberikan taklim, mengajarkan Islam kepada mereka. Tetapi, ketersediaan kader dalam kapasitas seperti itu masih terbatas. Terlebih, setelah banyaknya Ustadz-ustadz kita yang mendapatkan amanah jabatan publik.

Bukan berarti kita berpikir secara salah bahwa para Ustadz harus ditarik lagi ke barak, agar kembali mengisi taklim-taklim, pengajian-pengajian, tabligh-tabligh, dan sebagainya. Mereka sudah tepat ada di jabatan publik sebab mereka orang-orang yang memiliki pemaham agama yang mumpuni. Bukankah pada masa Rasulullah, khulafaur rasyidin, bahkan kekhilafahan berikutnya para pemegang jabatan adalah orang-orang terbaik dalam agama?

Yang harus kita pikir dan lakukan adalah mencetak ustadz-ustdaz baru yang siap menggantikan mereka dalam mendakwahi umat secara massal seperti taklim dan tabligh. Sambil, dengan tenaga yang tersedia saat ini kita optimalkan untuk berinteraksi dengan masyarakat dan mendakwahi mereka. Kita membutuhkan masyarakat yang terwarnai dengan dakwah sama seperti kita membutuhkan suara dalam pemilu, bahkan lebih urgen lagi. Mengapa? Karena itulah sasaran dakwah ini. Mengubah masyarakat menjadi islami. Ishlahul mujtama'. Dan, hanya dengan adanya masyarakat yang mendukung program dakwah kita, kita bisa meraih kemenangan dalam mihwar muassasi ini, lalu memasuki mihwar dauli, dan menegakkan dinullah di muka bumi.

Wallaahu a’lam. [sumber: E-Book Taujih Pekanan Menuju Mihwar Dauli]

PKS: Minta Koalisi Tarik Menteri, Demokrat Ngambek

Fahri Hamzah (Foto: Koran SI)
JAKARTA - Permintaan partai Demokrat agar partai koalisi yang “membelot” segera menarik menterinya, ditanggapi enteng Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Partai bulan sabit kembar ini menilai, Demokrat ngambek dengan mengeluarkan ancaman itu.

“Kalau mereka (Demokrat) tidak mampu meyakinkan kami terus tiba-tiba bilang harus menarik menteri. Berarti mereka tidak dewasa, ngambek itu namanya,” kata anggota Pansus Angket Century dari Fraksi PKS Fahri Hamzah kepada okezone melalui telepon, Kamis (4/3/2010).

Sebelumnya, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman menyampaikan penghargaan terhadap pendapat ksatria partai koalisi di paripurna Rabu malam, meski hal itu berseberangan. Namun, Demokrat juga meminta agar partai-partai yang membelot ini segera menarik menteri-menterinya secara ksatria.

Fahri menyebut Hayono Isman tidak pernah membaca undang-undang maupun naskah kesepakatan koalisi. “Karena koalisi itu bukan sepihak. Tidak sepantasnya dia ngomong seperti itu,” imbuhnya.

Selain itu, kata dia, persoalan menteri sama sekali bukan urusan Partai Demokrat, melainkan persoalan antara Presiden dengan menteri-menterinya.

“Itu bukan urusan Demokrat dan bukan juga urusan PKS. Urusan kami hanyalah komunikasi di parlemen dan nyata-nyata mereka tidak bisa meyakinkan kami di level politik,” jelasnya.

Karena, menurut mantan aktivis ini, PKS akan tetap konsisten dengan persoalan yang dinilai cukup prinsipil. “Ini masalah kebenaran, tidak bisa dikait-kaitkan dengan koalisi,” katanya.
(ded)

Sumber : http://news.okezone.com/index.php/read/2010/03/04/339/308924/pks-minta-koalisi-tarik-menteri-demokrat-ngambek

Anis Matta Nilai Tak Perlu Ada Hak Menyatakan Pendapat



Jakarta - Paripurna DPR resmi memilih opsi C sebagai pilihan. Yakni proses Fasilitas pinjaman Jangka Pendek (FPJP) dan Penyertaan Modal Sementara (PMS) bermasalah. Apa langkah selanjutnya yang akan dilakukan DPR. Apakah menyatakan hak pendapat?

"Saya kira tidak perlu karena sudah pindah ke penegakkan hukum," jelas Anis di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (3/3/2010) malam.


Anis menjelaskan, setelah ini DPR akan membentuk tim pengawas, untuk mengawasi pelaksanaan oleh penegak hukum.

"Yang fungsinya untuk memantau rekomendasi pelaksanaan Pansus. Dan akan mengecek ada atau tidaknya masalah, setelah ditindaklanjuti penegak hukum," terangnya.

Bagaimana kalau tidak ditemukan masalah oleh penegak hukum? "Ya sudah. Kita sudah bilang, semuanya tergantung hasil penyelidikan lanjutan Pansus ini. Proses politik selanjutnya hasilnya tanggung jawab penegak hukum," tutupnya.

Sumber : http://www.detiknews.com/read/2010/03/04/001237/1310737/10/anis-matta-nilai-tak-perlu-ada-hak-menyatakan-pendapat

Sabtu, 16 Januari 2010

Enterpreneurship pada Bidang Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Lima orang pemuda sedang menaiki sebuah perahu karet di sebuah lokasi arung jeram. Masing-masing bersiaga sambi! sekali-sekali mengayunkan dayungnya ke permukaan air. Mereka bekerjasama saling menjaga keseimbangan. Akan tetapi, di sebuah tikungan tiba-tiba arus sungai membanting perahu mereka ke samping sebelah kiri, kemudian mendadak memutar arah ke kanan hampir 360 derajat. Seluruh penumpang terlempar ke sungai. Salah seorang di antara mereka masih sempat menggapai dan berjuang untuk naik kembali ke atas perahu. Sementara keempat yang lainnya tampak terombang ambing, timbul tenggelam dipermainkan derasnya air. Kini hanya tinggal satu orang saja yang berada di perahu, kemudian mereka bertemu kembali diujung jeram, di bagian sungai yang mulai tenang, semuanya saling berpelukan. Mereka kembali menggotong perahu karet tersebut ke arah hulu, mengulangi lagi berperahu di tengah derasnya arus yang telah menghempas mereka sebelumnya.


Jiwa enterpreneur (wirausaha) mirip pendayung di arung jeram.


Dia harus memiliki kesiapan untuk survive menghadapi segala medan. Dia bisa berhasil, terkadang juga gaga!, jatuh terbanting ke dalam sungai. Namun mereka harus kembali, bangkit dan berjuang lalu mendayung kembali. Wirausahawan sejati siap diterjunkan dimana saja, dalam cuaca ekonomi seperti apapun, dalam aturan apapun, dia harus tetap eksis.


Bangsa Indonesia hari ini, dengan jumlah penduduk diatas 220 juta jiwa, tentu sangat berkepentingan mencari format sistem ekonomi yang dapat mengatasi masalah ketenaga kerjaan. Al¬lah Yang Maha Kuasa, telah melimpahkan sumber daya alam mineral seperti minyak, gas, batu bara, emas, tembaga, alu¬minium. Pada sisi lain terbentang tanah perkebunan, sawah dan ladang yang subur makmur. Pantai yang sangat panjang serta beribu kepulauan yang merupakan rumpon raksasa bagi perpindahan ikan-ikan dari samudra Atlantik menuju Pasifik atau sebaliknya. Namun ironisnya angka pengangguran disini justru tinggi.

Belum ada angka pasti, namun ungkapan Menaker misalnya, hampir 30% penduduk Indonesia menganggur, bahkan angka ini mungkin akan lebih besar jika kriteria penganggur disesuaikan dengan standar negara maju.

Lapangan kerja yang tersedia sangat sedikit. Sebagai contoh, tidak semua lulusan Akademi dan Perguruan Tinggi dapat diserap oleh industri maupun perusahaan. Apalagi, jika yang bersangkutan hanyalah tamatan SMU atau SMP maka peluang mendapat pekerjaan semakin ked!. Yang telah bekerja pun harus siap dengan pendapatan rendah, UMR yang ditetapkan pemerintah setempat pada kenyataannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan minimal hidup yang layak. Seringkali, para pegawai atau karyawan suatu perusahaan harus "nyambi" lagi selepas pulang kerja, guna menutupi kebutuhan rumah tangga mereka.

Mestinya relasi antara lembaga pendidikan setingkat SMU atau Perguruan Tinggi dengan industri seharusnya berlangsung harmoni dan sinergis. Oi beberapa negara seperti Jerman dan Jepang, umpamanya hubungan antara lembaga pendidikan dengan perusahaan-perusahan ibarat memasang resluiting baju. Bagian sebelah kirinya adalah lembaga pendidikan, sementara sebelah kanannya industri. Artinya ketika lidah resluiting itu ditarik, sisi kiri dan kanannya saling bertautan. Hampir seluruh tamatan PT maupun Sekolah Menengah mampu diserap oleh lapangan kerja, sehingga menurut data Oepartemen Tenaga Kerja di Jepang misalnya, untuk tahun 2005 angka pengangguran hanya berkisar 3-5 % saja.

Permasalahan SDM

Masalah utama kita, khususnya dalam hal SDM, adalah bahwa rata-rata lulusan Sekolah Menegah maupun tamatan Perguruan Tinggi, tidak berada pada skill yang siap pakai oleh user di perusahaan-perusahaan. Sehingga tidak mengherankan jika cli antara para penganggur di sini, sebagiannya adalah orang-or¬ang terdidik. Hal ini semacam menjadi masalah laten, di mana belum matching-nya kurikulum Sekolah Menengah atau Perguru¬an Tinggi dengan kebutuhan industri maupun perusahaan¬perusahaan lainnya.

Pada sisi lain pengetahuan yang dimiliki para lulusan tidak tepat guna, hal ini kemudian menjadi kendala ketika mereka mencoba terjun langsung untuk membuka usaha ditengah-tengah masyarakat. Banyak di antara mereka diliputi kebingung¬an. Usaha seperti apa yang bisa digagas dan dimulai.

Pola pendidikan konservatif kita tidak menumbuhkan jiwa enterpreneurship (kewirausahawan), yang kreatif dan inovatif siap terjun dan siap pakai. Oari sisi pendidikan keluargapun, masih terlalu besar toleransi orangtua terhadap anaknya. Hampir merata pada keluarga-keluarga Indonesia, pada usia yang telah mencapai diatas 18 tahun, masih tinggal dengan orangtua, belum siap hidup mandiri.

Oleh sebab itu dengan tumbuhnya jiwa enterpreneurship pada SDM negeri ini, khususnya untuk latar belakang penclidikan Sistem lnformasi dan Teknologi lnformasi, akan merangsang gairah kemandirian dalam berusaha. Asumsinya adalah bahwa dengan memperbanyak SDM berkualifikasi kewirausahawan ini, akan menjadi salah satu solusi bagi negara berpenduduk besar seperti Indonesia ini, sehingga mampu mewujudkan kekuatan ekonomi bangsa yang kokoh. Situasi seperti ini secara kumulatif akan berimplikasi positif bagi terciptanya perluasan lapangan kerja serta penurunan angka pengangguran. Hal ini dapat dilakukan secara crash program baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Lantas seperti apa jiwa enterpreneurship itu? Apa bedanya dengan wiraswasta? Mengapa harus ditumbuhkan. Siapa saja yang dapat menjadi seorang enterpreneur yang sukses. Apakah Bill Gates seorang wirausahawan atau wiraswastawan? Bagai-mana seorang enterpreneur bekerja serta bagaimana hasilnya jika diaplikasikan dibidang teknologi informasi dan sistem informasi?

Untuk menjawab beberapa pertanyaan diatas, mungkin dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut.

Enterpreneurship atau kewirausahaan ialah kemampuan menggerakkan orang-orang dan berbagai sumber daya untuk berkreasi, mengembangkan dan menerapkan solusi terhadap berbagai masalah agar dapat memenuhi kebutuhan manusia. Suatu masyarakat yang di dalamnya terdapat orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan akan mampu merespon perubahan kebutuhan dan realitas. Jiwa kewirausahaan ini ditunjukkan oleh adanya keinginan untuk mengambil inisiatif dan bersifat kreatif serta inovatif dalam mengelola manusia dan sumber daya agar

tercapai hasil yang memuaskan. Wirausahawan merupakan agen perubahan ekonomi, sosial maupun politik. lnilah kekhasan seorang wirausahawan, dia memiliki visi pengembangan yang jauh ke depan. Tidak seperti wiraswastawan yang cenderung kurang punya visi dan cenderung bergerak dalam tataran rutinitas, reguler dan agak monoton.

Dari beberapa keriteria seperti diatas, maka jelas bahwa Bill Gates termasuk salah seorang enterpreneur sejati. Dia bukan saja seorang yang kreatif menghasilkan sesuatu yang baru, melainkan dia memiliki visi pengembangan usaha yang lebih jauh. Kreatifitasnya berwujud menjadi sebuah sistem yang memiliki kualitas yang tinggi. Software Microsoft dengan segala atributnya telah mampu memenuhi, paling tidak sampai hari ini, kebutuhan individu, perusahaan bahkan pengelola pemerintahan di banyak negara.

Seorang wirausahawan memiliki mental bagaikan "petarung", bila jatuh maka ia akan siap bangkit kembali. Hal yang penting adalah menyusun langkah-langkah perencanaan yang baik dari sebuah usaha. Mulai dari menuangkan gagasan atau ide-ide usaha yang layak. Kalkulasi kemampuan dan kapasitas yang dimiliki, mengukur realita kekuatan dan kelemahan serta rancangan tim usaha yang kompak.

Visi pendanaan juga merupakan poin penting dalam menyusun langkah-langkah usaha. Dari mana dana awalnya dan bagaimana pengelolaan dana tersebut, perjanjian dengan pihak lain, kesertaan modal dari anggota tim, lantas gambaran prospek keuntungan sekalugus resikonya.

Hubungan enterpreneurship dengan bidang Sistem Informasi dan Teknologi Informasi tentu sangat erat seperti halnya bidang¬bidang usaha yang lainnya. Kita tentu harus benar-benar memahami lingkup Sistem Informasi dan Teknologi Informasi itu sendiri. Kemudian berpikir dan merenungkan, lantas mencoba menuangkan rancangan sebuah usaha. Saat ini perkembangan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi sudah merambah hampir ke seluruh bidang, dimana ketergantungan manusia terhadap informasi sangatlah tingginya. Peralatan komunikasi dan informasi hampir dapat kita jumpai disegala ruang kehidupan manusia, siapapun orangnya dan apapun profesinya. Kebutuhan ini juga memasuki bidang-bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan juga keamanan.

Sebagai contoh, seorang Presiden Amerika Serikat, hanya butuh waktu 15 menit dengan membaca se1embar kertas, diselang waktu sarapan paginya, sudah cukup untukmemahami informasi dunia terakhir.

Persoalannya bukan sekedar sehelai kertas yang dibaca, akan tetapi untuk menghasilkan satu halaman "key information" bagi seorang Presiden sebuah negara adi daya, tentu membutuhkan supporting system yang tidak sederhana. Bagaimana pokok-pokok informasi mengenai politik dalam negeri dan luar negeri, situasi terakhir di Irak dan daerah bergolak lainnya. Apa reaksi Ahmadi Nejad terhadap pernyataan Bush kemarin malam. Informasi fluktuasi pasar, nilai dollar Amerika di pasar moneter, ringkasan kebijakan Hu Jin Tao yang melesatkan pertumbuhan ekonomi China, serta polemik PM negeri Tirai Bambu itu dengan Greenspan, sang Gubernur FED. Trend ekonomi Amerika, pertemuan G7 serta reaksi G8. Prediksi melambungnya harga minyak dunia akibat badai Katrina yang melanda kawasan New Orleans.

Mencermati kebutuhan informasi di kalangan pemimpin negara dan para politisi, akan menyiratkan banyak peluang bag! wirausahawan 5istem Informasi dan Teknolog! Informasi. Kita terlalu sering melihat seorang anggota DPR ditertawakan wartawan karena kurang memahami inti persoalan yang sedang disanggahnya, dikarenakan lemahnya sistem informasi yang mendukung kinerja anggota dewan tersebut.

Berapa banyak bidang pekerjaan, di mana informasinya tidak terkelola dengan baik. Di sebuah klinik praktek dokter bersama, data pasien tidak beraturan dalam rak-rak file yang berjejer. Ketika seorang pasien lupa membawa kartu berobat, maka untuk ringkasnya sang petugas akan membuat lagi kartu yang baru. Padahal dengan sebuah rancangan sederhana dari sistem filing dapat memberikan solusi terhadap pengelolaan data pasien tersebut. Untuk selanjutnya sang programmer dapat mengopi "model" 51 ini untuk dipasarkan ke ratusan dokter lain yang juga membuka praktek.

Contoh lain, untuk lingkup sebuah perusahaan besar seperti PLN saja, petugas PLN masih kesulitan untuk mengetahui lokasi kerusakan jaringan tegangan tingg!. Pada kilometer berapa dan ditiang nomor berapa gangguan penghantar terjadi. 5eringkali petugas mereka-reka dan cob a menelurusi jaringan secara manual yang kadang-kadang melintasi hutan, gunung, dan medan yang berat. Suatu rancangan sistem informasi tentu dapat memberikan solusi prakstis terhadap masalah tersebut.

Luas sekali peluang terbentang bagi seseorang yang mau memulai berwirausaha. Hal penting adalah bagaimana kita berpikir jauh kedepan, dan memulainya. Atau bahkan sebenarnya kita sudah punya sebuah usaha yang kelihatannya ked!, namun belum dikelola dengan wawasan enterpreneurship yang handa!. Sehingga sebenarnya perlu dianalisa lebih dalam, apakah usaha tersebut ibarat seekor kelind yang memang tidak mungkin b~rkembang menjadi besar atau sebenarnya ia bagian dari seekor g~jah, yang baru kita lukis bagian ekornya saja.

Salah satu contoh sukses penerapan enterpreneurship pada bidang Sistem Informasi dan Teknologi Informasi adalah India. Pada saat ini industri software India mampu menjadi pesaing bagi "Silicon Valley" di Virginia, khususnya dalam produksi piranti lunak. Beberapa orang keturunan India yang sebelumnya menjadi tenaga expert di Virginia "pulang kampung" dan mencoba membangun rekayasa perangkat lunak. Kini industri perangkat lunak India dengan harga yang kompetitif telah dapat menembus pasar internasional, meskipun sebagiannya masih dikelola seperti halnya home industry.

Kesimpulan

Peluang lapangan kerja bagi SDM dengan kualifikasi Sistem Informasi dan Teknologi Informasi masih sangat luas, karena hampir seluruh bidang kehidupan ini membutuhkan jasa Informasi. Bagi sebagian orang, mungkin merasa sudah cukup menjadi pegawai disuatu perusahaan, memperoleh gaji setiap bulan lalu mendapatkan bonus setiap tahunnya. Akan tetapi bagi yang ingin berkembang dapat membekali diri dengan pengetahuan kewirausahawan. Hal ini akan membangkitkan visi kemandirian untuk berwirausaha, merangsang kreatifitas dan inovasi. Upaya ini sekaligus akan berimplikasi pada perluasan lapangan kerja serta menurunkan angka pengangguran di negeri tercinta ini.

(Orasi Ilmiah oleh: Ir. H. Tifatul Sembiring, Presiden Partai Keadilan Sejahtera )

Sumber : http://pks-jaktim.or.id/artikel/enterpreneurship-pada-bidang-sistem-informasi-dan-teknologi-informasi.htm

Kamis, 07 Januari 2010

Tahun 2010 Subsidi Raskin Di Jawa Barat Mencapai 1,85 Triliun

Pemerintah Pusat menambah dana Rp 1,75 triliun guna menggulirkan program Beras Miskin (raskin) pada 2010. Dana tersebut diambil dari APBNP 2010, nantinya masyarakat miskin menerima 15 kilogram raskin setiap sebulan selama tahun.

Hal tersebut dikatakan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono dalam peluncuran program Raskin 2010 di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Rabu (6/1/2010).

Dari keterangan Agung, jumlah beras yang diperoleh penerima manfaat untuk 2010 ini sebelumnya direncanakan turun menjadi 13 kilogram per bulan, per keluarga, selama setahun. Namun, setelah ada sisa anggaran, pemerintah menganggarkan dana untuk mengembalikan jumlah beras sebanyak 15 kilogram.

Dana untuk itu sendiri, kata Agung, diambil dari APBNP 2010. "Februari 2010 sudah mulai diproses," jelasnya.

Ditempat yang sama Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyatakan Rumah Tangga Sasaran (RTS) penerima Raskin di Jawa Barat mengalami penurunan dari 2,9 juta tahun 2009 menjadi 2,8 juta pada tahun 2010.

“Hal tersebut mudah-mudahan sebagai penanda peningkatan kesejahteraan rakyat Jawa Barat”, imbuhnya.

Turut hadir dalam acara ini Ketua DPRD Jabar Ir. Irfan Suryanegara, Dirut Perum Bulog Ir. Sutarto Alimoeso, dan tim raskin provinsi dari Jabar, DKI Jakarta, Banten, Lampung, Kalsel, Kalbar, Kalteng dan Kaltim.

Lebih lanjut Heryawan menegaskan dalam rangka mengawal pelaksanaan Program Raskin Tahun 2010 secara efektif dan efisien kepada RTS di daerah, sesuai dengan enam indikator kinerja program. Pertama tepat sasaran penerima manfaat, kedua tepat jumlah, ketiga tepat harga, ke empat tepat waktu, kelima tepat administrasi dan ke enam tepat kualitas.

Sementara Ketua Tim Koordinasi Raskin Pusat Adang Setiana menjelaskan Propinsi Jawa Barat mendapat subsidi raskin tahun 2010 mencapai Rp 1,85 triliun. Untuk selajutnya, nilai itu akan bertambah, dari semula 13 kg/RTS/bulan menjadi 15 kg/RTS/bulan pada APBN Perubahan.

Sumber : http://pks-jabar.org/pksjabar2007/index.php?page=142