JAKARTA - Komposisi Kabinet Indonesia Bersatu jilid dua banyak menuai kecaman. Kendati belum secara resmi dilantik, sejumlah calon menteri dinilai tak layak mengisi pos yang ditempatkan.
"Komposisi yang muncul masih kental akan nuansa politis. Kebanyakan dari mereka adalah petinggi parpol pendukung, bukan dari kalangan profesional," ujar pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanuddin Muhtadi kepada okezone, Selasa (20/10/2009).
Menurut Burhan, sejumlah nama yang dinilai kurang berkompeten mengisi pos yang direncanakan antara lain Muhaimin Iskandar dan Tifatul Sembiring. Posisi yang rencananya akan diisi dua tokoh tersebut dinilai tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
"Cak Imin itu orang Fisip, dia tidak mengerti soal ketenagakerjaan dan transmigrasi. Begitu juga dengan Tifatul, sekalipun S1 dia Teknik Informatika, tetapi S2 dia politik Islam," tandasnya.
Pengajar di Pascasarjana Paramadina ini menegaskan, tidak ada alasan bagi SBY untuk memilih calon menteri dari kalangan profesional. Pasalnya, SBY berhasil mendapatkan dukungan dari rakyat Indonesia dengan jumlah besar, yakni 60,80 persen suara.
"Ini pertaruhan cukup besar bagi SBY. Jika menteri yang dipilih nanti kurang baik kinerjanya, SBY harus berani me-reshuffle tanpa pandang bulu," pungkasnya. (teb)
Sumber : http://news.okezone.com/index.php/read/2009/10/20/339/267248/muhaimin-tifatul-dinilai-salah-jabatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar