(inilah.com /Dokumen)
INILAH.COM, Jakarta - Tidak hanya PKS, kekecewaan partai koalisi SBY-Boediono merambah ke PKB. Namun, sakit hati dua partai tersebut bisa terobati dengan jatah menteri yang akan diberikan SBY di kabinet nanti.
"Saya kira rapuhnya koalisi partai SBY puncaknya di kabinet," kata peneliti LIPI Mochammad Nurhasim saat berbincang dengan INILAH.COM, Jakarta, Selasa (6/10).
'Teriak-teriak' PKS pasca tidak terpilihnya Hidayat Nurwahid menjadi ketua MPR lagi, dinilai Hasim, merupakan suatu hal yang wajar. Jatah 8 menteri yang diidam-idam PKS kandas, setelah SBY menginginkan kabinetnya tidak hanya diisi kalangan parpol.
"SBY pernah mengatakan nanti ada menteri dari non parpol atau profesional. Ini kan mengurangi porsi juga," imbuhnya.
Senada dengan PKS, ujar Hasim, PKB yang tak mendapat jatah kue di parlemen. Komposisi pimpinan MPR dan DPR sama sekali tidak ada kader partai partai yang diketuai oleh Muhaimin Iskandar. Suatu hal yang lumrah, lanjutnya, jika PKS dan PKB duduk bersama untuk mengatasi persoalan tersebut.
Namun, kata Hasim, PKS dan PKB dalam posisi yang lemah dari segi kekuatan tidak signifikan. Dua partai ini jika digabung dari perolehan suara dan jumlah kursi di parlemen masih kalah dengan PDIP.
"Untuk mengajak PPP pun semakin sulit, karena PPP sudah mendapatkan jatah di DPR. Segi kekuatan politik nya masih kecil, teriakan PKS jadi angin lalu," ungkapnya. [bar]
Sumber : http://www.inilah.com/berita/politik/2009/10/06/164294/jatah-menteri-obati-sakit-hati-pks/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar