Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 20 Oktober 2009

Tifatul Tepis Keraguan Publik

Donny Andika
Tifatul Sembiring
(inilah.com /Agus Priatna)


INILAH.COM, Jakarta – Masuknya nama Tifatul Sembiring sebagai Menkominfo disambut keraguan. Kapabilitas Tifatul dinilai tidak sesuai dan dikhawatirkan akan membelenggu kebebasan pers.


Anggota DPR dari Partai Demokrat Roy Suryo adalah salah satu yang mempertanyakan kapabilitas Tifatul. Presiden PKS ini dinilai kurang memahami ICT (Information & Communication Technology) yang merupakan tugas utama Menkominfo.


Roy mengaku mendapat banyak pertanyaan dari rekannya yang mengenai kapabilitas Tifatul. “Mereka juga mengkhawatirkan kebebasan pers yang membelenggu," katanya.


Lalu bagaimana Tifatul menepis keraguan itu? Tifatul menyatakan punya pengalaman panjang di PLN dan berlatarbelakang pendidikan manajemen informatika. Berikut petikan wawancaranya dengan wartawan INILAH.COM, Donny Andika, kemarin.


Banyak yang mengatakan Anda tidak pas untuk posisi Menkominfo?


Saya tamatan S1-manajemen informatika dari sekolah tinggi manajemen informatika, S2 saya di Islamabad, Pakistan tentang decision making process, politik internasional.


Saya 8 tahun di SCADA (supervisory control and data acusition system) PLN pengatur pusat beban se-Jawa Bali Madura. SCADA adalah suatu teknik kontrol yang menggabungkan antara mesin dengan manusia, yang menggabungkan kompetensi informasi dan juga komunikasi. Saya juga pernah jadi wartawan, pernah juga jadi Pemred untuk tabloid serta Humas


Lalu ke depan Kominfo akan diapakan?

Dalam arahan SBY disebutkan bahwa ke depan, information technology harus masuk ke sekolah-sekolah agar anak-anak didik lebih cepat memahami IT. Kedua, IT harus masuk ke bisnis, supaya kita bisa bersaing dengan dunia internasional.

Ketiga, agar IT masuk ke eGov (electronic government). dengan eGov ini akan meminimalisir masalah KKN. Bisa terintegrasi, paling tidak kita bisa mensponsorinya, memotori untuk tingkat daerah, kabupaten, kota, provinsi.

Ini akan meminimalisir KKN karena semua prosedur jelas. Suatu saat kita akan paper less, jadi pejabat-pejabat tidak menerima cash tapi melalui transfer untuk menghindari uang suap. Orang tinggal menyetor ke bank dan resinya dikasih tunjuk. Sistemnya sangat mudah kita bangun bahkan dengan teknologi dalam negeri.

Keempat, supaya menjaga kerahasian negara, banyaknya masalah-masalah sistem informasi yang harus kita jaga. Beliau juga meminta supaya dikembangkan ke daerah-daerah yang secara transportasi belum bisa dijangkau, paling tidak secara informasi harus tersentuh.

Apa visi Anda tentang Kominfo ke depan?

Visi kita ke depan adalah lima sukses Kominfo. Bayangan saya, yang pertama Kominfo bisa sebagai penggerak pembangunan. Yang kedua, Kominfo sebagai penyerap tenaga kerja. Karena ada 160 juta pelanggan ponsel di seluruh Indonesia.

Ketiga, Kominfo bisa sebagai penambah devisa negara. Jangan cuma belanja terus keluar, produksi dalam negeri dibeli dong. Keempat, sebagai upaya pencerdasan bangsa. Kelima, bagaimana untuk menjaga demokrasi dan persatuan.

Kalau visi pribadi?

Bagaimana kita menuju Indonesia yang informatif yang meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan merakyat dalam kerangka NKRI.

Apakah lima point itu akan jadi prioritas utama untuk 100 hari ke depan?

Oh iya… bahkan ada program untuk 2014, kita mempunyai apa yang dinamakan 10 ribu desa komputer. Jadi program itu sudah ada di Kominfo, mereka sudah menyusun APBN-nya, sudah disahkan, dan sudah diketok sama MPR. APBN 2010 kan sudah selesai, kalo ada yang kita sesuaikan ya kita adjust.

Jadi program 100 hari bagaimana bisa lebih dekat dengan INILAH.COM, supaya nulisnya lempeng gitu. Tentu kita akan ketemu dengan beberapa teman-teman yang dulu seprofesi dengan kita, wartawan, stake holder, vendor, para Pemred, kalau konsep-konsep ICT (information and Communication Technology) tentu kita persiapkan.

Lalu bagaimana dengan penetrasi selular ke daerah-daerah agar cepat tercapai?

Kalau bikin BTS lebih mudah dari pada bangun jalan raya, kan modal bangun jalan lebih besar daripada bangun BTS. Kita rangsang para vendor untuk ke arah sana, ini kan ada regulasinya. Pemerintah tidak membangun BTS. Ini arahan beliau ya….

Ada misi Indonesia bisa sebanding dengan India dalam bidang IT?

Kita harus menghargai produk lokal. Tahu nggak belanja kita di luar negeri di bidang infokom per tahun itu Rp 70 triliun. Itu angkanya spektakuler, bisnis infokom yang beredar di Indonesia mencapai Rp 200-300 triliun per tahun.

Jadi kenapa India bisa maju? Mereka bukan orang baru, dia punya semacam sillicon valley. Mereka menerima order-order software dari negara-negara lain, karena didukung oleh pemerintahnya dan didukung lokal konten.

Berarti jika Anda menjadi Menkominfo penetrasi internet Indonesia akan lebih cepat?

Program saya adalah komunikasi lancar, informasi benar.

Sumber : http://www.inilah.com/berita/2009/10/20/170194/tifatul-tepis-keraguan-publik/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar