Ikhwah dan akhwat fillah ….
Ikhwah dan akhawat fillah …
Surga adalah suatu pembalasan yang agung, pahala tertinggi bagi hamba Allah yang taat. Surga merupakan suatu kenikmatan sempurna. Tak ada sedikit pun kekurangannya. Tak ada kemuraman di dalamnya.
Ikhwah dan akhawat fillah …
Penggambaran surga yang difirmankan Allah dan disabdakan Nabi SAW, memang hampir tak mampu kita gambarkan dengan otak dan imajinasi kita yang terbatas ini. Betapa sulit membayangkan kenikmatan yang demikian besar. Sungguh kemampuan imajinasi kita akan terbentur pada keterbatasannya.
Kita coba ungkapkan dalam angan hadits Qudsi yang menceritakan tentang gambaran surga berikut ini:
أعددت لعبادي الصالحين ما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر ذخرا بله ما أطلعتم عليه ) . ثم قرأ { فلا تعلم نفس ما أخفي لهم من قرة أعين جزاء بما كانوا يعملون }
“Kami sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang saleh sesuatu yang tak pernah terlihat oleh mata, tak pernah terdengar oleh telinga, dan tak pernah terlintas oleh hati manusia. Kalau kalian mau, bacalah ‘Maka seorang pun tak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan (As-sajdah: 17)’.” (HR. Bukhari)
Ikhwah dan akhwat fillah ….
Allah SWT menentukan hari masuknya ke surga pada waktu tertentu dan memutuskan jatah hidup di dunia pada batas waktu tertentu, serta menyiapkan di dalam surga berbagai kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas dalam hati.
إذا مات أحدكم عرض عليه مقعده غدوة وعشية إما النار وإما الجنة فيقال هذا مقعدك حتى تبعث إليه
“Sesungguhnya jika salah seorang dari kalian meninggal dunia, maka kursinya diperlihatkan kepadanya setiap pagi dan petang. Jika ia penghuni surga, maka ia adalah penghuni surga. Jika ia penghuni neraka, maka ia adalah penghuni neraka. Kemudian dikatakan, “Inilah kursimu,” hingga Allah Ta’ala membangkitkanmu pada hari Kiamat nanti.” (HR. Bukhari-Muslim)
Sungguh, Nabi Muhammad SAW telah melihat di dekatnya terdapat surga tempat tinggal, sebagaimana disebutkan dalam Shahih Bukhari Shahih Muslim, hadits dari Anas r.a. dalam kisah Isra’ dan Mikraj. Pada akhir hadits tersebut dijelaskan:
“Jibril berjalan terus hingga di Sidratul Muntaha dan ternyata Sidratul Muntaha ditutup dengan warna yang tidak aku ketahui. Kata Rasulullah Saw. lebih lanjut, “Kemudian aku masuk ke dalam surga dan ternyata di dalamnya terdapat kubah dari mutiara dan tanahnya beraroma kesturi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Simaklah sebuah puisi tentang surga:
Kalian, wahai penghuni surga, kalian di surga ini
tetap dalam kenikmatan dan tak pernah terputus
dan hidup terus dan tidak akan mati.
Kalian berdomisili di sini terus dan tak akan pindah tempat.
Dan kalian muda terus serta tidak tua.
Allah Swt. berfirman:
وَسِيقَ الَّذِينَ اتَّقَوْا رَبَّهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ زُمَرًا حَتَّى إِذَا جَاءُوهَا وَفُتِحَتْ أَبْوَابُهَا وَقَالَ لَهُمْ خَزَنَتُهَا سَلَامٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوهَا خَالِدِينَ [الزمر/73]
“Dan orang-orang yang bertakwa kepada Rabbnya dibawa ke dalam surga berombong-rombongan. Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya talah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya, “Kesejahteraan (dilimpahkan) atas kalian, berbahagialah kalian! Maka masukilah surga ini, sedang kalian kekal di dalamnya.” (QS. Az-Zumar: 73)
Ikhwah dan akhwat fillah ….
Cobalah renungkan ketika kelompok di atas digiring menuju tempatnya di surga secara berkelompok. Kelompok yang bahagia bersama dengan saudara-saudaranya. Mereka digiring dengan bersatu padu, masing-masing dari mereka terlibat dalam amal perbuatan dan saling kerjasama dengan kelompoknya, serta memberi kabar gembira kepada orang-orang yang hatinya kuat sebagaimana di dunia pada saat mereka bersatu dalam kebaikan. Selain itu, setiap orang dari mereka akrab dengan lainnya dan saling canda antarsesamanya.
جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَهُمُ الْأَبْوَابُ (50) مُتَّكِئِينَ فِيهَا يَدْعُونَ فِيهَا بِفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ وَشَرَابٍ (51) [ص/50، 51]
“(Yaitu) Surga Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka. Di dalamnya mereka bertelekan (di atas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga tersebut.” (QS. Shad: 50-51)
Anda perhatikan bahwa ada makna indah pada ayat di atas, yaitu ketika mereka telah masuk ke dalam surga, maka pintu itu tidak tertutup bagi mereka dan dibiarkan terbuka lebar. Sedangkan neraka, jika para penghuninya telah masuk ke dalamnya, maka pintu-pintu neraka langsung ditutup rapat bagi mereka. Allah Swt. berfirman:
إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُؤْصَدَةٌ [الهمزة/8]
“Sesungguhnya api itu di tutup rapat bagi mereka.” (QS. Al-Humazah: 8)
Dibiarkannya pintu-pintu surga terbuka untuk para penghuninya adalah isyarat bahwa mereka dapat bergerak secara leluasa. Serta masuknya para malaikat setiap waktu kepada mereka dengan membawa hadiah-hadiah dan rezeki untuk mereka dari Rabb mereka serta apa saja yang manggembirakan mereka dalam setiap waktu. Rasulullah Saw. bersabda:
“Di surga terdapat delapan pintu. Ada pintu yang namanya Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang puasa.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW juga bersabda:
( من أنفق زوجين في سبيل الله نودي من أبواب الجنة يا عبد الله هذا خير فمن كان من أهل الصلاة دعي من باب الصلاة ومن كان من أهل الجهاد دعي من باب الجهاد ومن كان من أهل الصيام دعي من باب الريان ومن كان من أهل الصدقة دعي من باب الصدقة )
فقال أبو بكر رضي الله عنه بأبي وأمي يا رسول الله ما على من دعي من تلك الأبواب من ضرورة فهل يدعى أحد من تلك الأبواب كلها ؟ . قال ( نعم وأرجو أن تكون منهم )
“Barang siapa yang berinfak dengan sepasang (unta atau kuda atau lainnya) di jalan Allah SWT maka ia dipanggil dari pintu-pintu surga. “Wahai hamba Allah, pintu ini lebih baik”. Barangsiapa yang rajin shalat, maka ia dipanggil di pintu shalat. Barangsiapa berjihad, maka ia dipanggil di pintu jihad. Barangsiapa rajin bersedekah, maka ia masuk dari pintu sedekah. Dan barangsiapa puasa, maka ia dipanggil dari pintu Ar-Rayyan. Abu Bakar berkata, “Wahai Rasulullah, apakah setiap orang dipanggil dari pintu-pintu tersebut? Adakah orang dipanggil dari semua pintu tersebut?” Rasulullah Saw. menjawab, “Ya, dan aku berharap engkau termasuk dari mereka.” (HR. Bukhari)
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ يَتَوَضَّأُ فَيُبْلِغُ - أَوْ فَيُسْبِغُ - الْوُضُوءَ ثُمَّ يَقُولُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ إِلاَّ فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةُ يَدْخُلُ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ
“Siapa di antara kalian yang berwudhu kemudian menyempurnakan wudhunya lalu membaca asyhadu an la ilaha illallah wahdahu la syarikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluhu, melainkan dibukakan baginya pintu-pintu surga yang berjumlah delapan dan ia masuk dari mana saja yang ia sukai.” (HR. Muslim)
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ لَهُ ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ إِلاَّ تَلَقَّوْهُ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ الثَّمَانِيَةِ مِنْ أَيِّهَا شَاءَ دَخَلَ
“Jika seorang Muslim mempunyai tiga orang anak yang belum baligh kemudian meninggal dunia, maka mereka menjumpainya di pintu-pintu surga yang delapan dan ia bebas masuk dari pintu mana saja yang ia sukai.” (Ibnu Majah)
Rasulullah Saw. juga menjelaskan tentang jarak pintu surga seraya bersabda:
“… Demi Muhammad yang jiwanya ada di Tangan-Nya, jarak antara dua daun pintu surga adalah seperti Makkah dan Hajar atau Hajar dan Makkah.” (HR. Bukhari)
Dalam redaksi lain, Rasulullah Saw. bersabda:
“Antara Makkah dan Hajar atau Makkah dengan Bushra.” (Hadits ini kesahihannya disepakati oleh pakar hadits)
Rasulallah Saw. bersabda:
“Kalian adalah penyempurna tujuh puluh umat. Kalian adalah umat yang terbaik dan termulia di sisi Allah. Jarak di antara dua daun pintu surga adalah empat puluh tahun. Pada suatu hari ia akan penuh sesak.” (HR. Ahmad)
“Pintu yang dimasuki penghuni surga jaraknya adalah sejauh perjalanan tiga kali lipat pengembara dunia yang ahli. Kemudian penghuni surga memenuhinya hingga pundak mereka nyaris lengkap.” (HR. Abu Nu’aim)
Mudah-mudahan kita semua diizinkan oleh Allah menjadi orang-orang yang senantiasa istiqamah di dalam meniti hidup dan kehidupan ini, sehingga ketika ruh ini dicabut oleh-Nya, kita menerima anugerah husnul khatimah, sehingga kita termasuk dan dimasukkan oleh Allah SWT ke dalam golongan hamba-Nya yang dipanggil dengan penuh kelembutan:
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30) [الفجر/27-30]
“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku.masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr: 27-30)
Amin, ya mujibas-sa’ilin.
dari blog --> muchlisin.blogspot.com [sumber: Buku Seri Taujihat Pekanan Jilid 2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar