Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Senin, 31 Agustus 2009

Tifatul, 'Presiden' Kepincut Menteri

Rafiqa Qurrata A'yun
Tifatul Sembiring
(inilah.com /Dokumen)

INILAH.COM, Jakarta - Status 'presiden' memang sudah disandang Tifatul Sembiring. Namun sebagai mitra koalisi yang turut andil mendulang suara untuk kemenangan SBY, PKS menyorongkan presidennya itu untuk menduduki kursi Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) di kabinet mendatang.


Jika sebelumnya PKS malu-malu bahkan menyangkal segala pembicaraan tentang jatah kabinet, maka kini partai itu tak sungkan lagi mengungkap empat kursi kabinet yang diincarnya. Informasi yang beredar, empat pos menteri yang diminta PKS tersebut adalah Menteri Sosial, Menkominfo, Menteri Riset dan Teknologi, serta Menteri Pertanian. Di antara nama-nama yang disorongkan PKS, salah satu nama terkuat adalah sang presiden sendiri, Tifatul.


Nama Tifatul meroket seiring dengan riwayat PKS yang relatif lesat sebagai partai menengah di antara sekian parpol yang lahir pascareformasi. Kursi Presiden PKS diduduki Tifatul pada 11 Oktober 2004 diakuinya sebagai mandat yang cukup mendadak meski Tifatul adalah salah satu dari 50 pendiri Partai Keadilan (PK), partai yang menjadi cikal bakal PKS.

Pada Pemilu 1999, PK tidak dapat melampaui batas electoral threshold 2 persen untuk berlaga kembali pada Pemilu 2004. Walhasil, PK berganti nama sebagai Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Tifatul yang sebelumnya menjabat humas PK kemudian didapuk sebagai Ketua DPP PKS Wilayah Dakwah I Sumatera. Tak butuh waktu lama, Tifatul ditunjuk sebagai pejabat sementara Presiden PKS menggantikan Hidayat Nur Wahid yang terpilih menjadi Ketua MPR periode 2004-2009.

Kemunculan Tifatul pun mengejutkan publik yang tidak terlalu banyak mengenal namanya. Namun di internal PKS, Tifatul adalah kader yang punya jasa signifikan. Pada Pemilu legislatif 2004, Tifatul yang berperan dalam lolosnya 380 caleg PKS ke kursi parlemen se-Sumatera. Dalam Pilpres 2004, Tifatul tampil sebagai pelobi partai yang mula-mula mendukung Amien Rais-Siswono Yudohusodo, lalu mendukung SBY-JK pada putaran kedua.

Sebelum menyemplung ke kancah politik, pria lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Informatika dan Komputer Jakarta ini bekerja PT PLN Pusat Pengaturan Beban Jawa, Bali, dan Madura sejak tahun 1982. Pada tahun 1989, ayah tujuh anak ini mundur dari pekerjaannya yang sudah mapan, demi aktivitas berdakwah.

Tifatul yang juga aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII) ini kemudian bergabung dengan Yayasan Pendidikan Nurul Fikri dan Korps Mubaligh Khairu Ummah. Tifatul pun sempat tinggal selama 6 bulan di Pakistan untuk belajar di International Politics Center for Asian Studies Strategic Islamabad.

Bagi pria keturunan Batak Karo yang lahir di Bukittinggi pada 28 September 1961 ini, kursi menteri untuk PKS wajib hukumnya diberikan SBY. Meski masih tutup mulut tentang nama-nama bakal pengisi kabinet yang disiapkan PKS, namun dalam suatu kesempatan berbincang dengan INILAH.COM pada Juli 2009, secara tersirat Tifatul mengingatkan jasa partainya dalam kemenangan SBY yang harus diganjar balas budi.

"Harus masuk dong! Enak saja, ibaratnya habis kita bantu mendorong mobilnya, masak langsung good bye," tandas Tifatul.

Lancarkah keinginan PKS mengantarkan Tifatul ke kursi menteri? Jawabannya ada di bulan Oktober nanti. [ton]

Sumber : http://www.inilah.com/berita/politik/2009/08/31/149251/tifatul-presiden-kepincut-menteri/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar