Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

Selasa, 08 September 2009

Merekam Jejak Calon Menteri SBY --> Zul, Doktor Industri Peka Teknologi

Raden Trimutia Hatta & Fika Muftiarini
Zulkieflimansyah
(inilah.com /Dokumen)


INILAH.COM, Jakarta - Salah satu sosok politisi muda PKS yang santer bakal menjadi menteri adalah Zulkieflimansyah. Ia disebut-sebut akan menduduki kursi Menteri Riset dan Teknologi. Layakkah figur Zul menggantikan Kusmayanto Kadiman?


Zul, begitulah ia akrab disapa, adalah satu dari 3 nama kader PKS yang dianggap mumpuni. Dua lainnya adalah Ketua Majelis Pertimbangan Pusat (MPP) PKS Suharna Surapranata dan anggota MPP PKS Warsito Purwotaruno. Sementara nama lain yang juga mencuat adalah M Nuh.


Bila ditilik dari segi pendidikan, Zul terbilang menguasai di sektor industri. Dirinya tercatat sebagai lulusan dari Fakultas Ekonomi UI. Postgraduate programme-nya ditamatkan di Strathlyde Business School, University of Strathclyde di United Kingdom (UK). Pada tahun 1997 memperoleh gelar MSc in International marketing dari Department of Marketing.

Tahun 1998, Zul mengikuti program Master kembali dalam bidang Industrialisation, Trade and Economic Policy di Department of Economics dan selanjutnya menyelesaikan program Doktoralnya di Departemen yang sama pada tahun 2001. Sementara bidang yang terkait ristek justru didapati Zul saat berkiprah di DPR. Selama lima tahun menjadi anggota DPR di Komisi VII, Zul memang lebih banyak berkutat dengan urusan ristek.

Lantas cakapkah Zul mendapuk kursi Menristek? Kepala BPPT Marzan A Iskandar menilai Zul merupakan salah sosok yang dapat dipertimbangkan SBY. Karena itu, dari 3 calon PKS, Zul dianggap paling pas untuk mengurusi soal riset dan teknologi.

"Kalau Bagi BPPT siapapun menterinya tidak akan terlalu berpengaruh untuk BPPT, karena kamui sudah punya rencana pembangunan sendiri. Tapi dari nama yang muncul, saya kira yang paling cocok itu adalah Zul," ujar Marzan.

Dalam pengamatan Marzan, kiprah Zul di dunia ristek juga lebih dikenal luas publik. Apalagi, selama ini Zul merupakan anggota Komisi VII yang menangani bidang riset dan teknologi. "Zul itu baik, memahami permasalahan ristek karena sudah di komisi VII. Latar belakang pendidikannya dia juga baik dan memiliki perhatian yang besar kepada perkembangan ristek untuk mendorong kemajuan bangsa dan negara ke depan," urai Marzan.

Marzan berharap figur Menristek ke depan haruslah orang yang memiliki kedekatan dengan parlemen. Dengan kata lain, Menristek yang memiliki latar belakang partai politik tidak akan menjadi soal. "Tergantung bagaimana pendekatan personallitinya, tapi dari partai biasanya cukup berhasil. Karena dalam komunikasi dengan DPR lebih baik," cetus Marzan.

Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) As Natio Lasman memprediksi Zul merupakan pesaing tangguh M Nuh dalam memperebutkan jabatan Menristek. Terlebih, Zul juga dianggap sudah mengetahui ruang lingkuh kerja departemen tersebut.

"Sebagai seorang tokoh muda, mantan aktivis mahasiswa UI, cumlaude pada saat studi di luar negeri, mudah-mudahan dapat membawa percepatan-percepatan pada capaian-capaian ristek sehingga iptek dapat dimanfaatkan sebagai pilar untuk kemajuan bangsa," tandas Lasman.

Koleganya di DPR, Sonny Keraf juga melontarkan hal senada. Wakil Ketua Komisi VII ini berargumen Zul sudah memiliki modal penting untuk menjabat menteri karena sudah memahami seluk beluk riset dan teknologi. Dirinya berpandangan Menristek yang akan datang harus mempunyai visi yang jelas. Ristek harus betul-betul diarahkan untuk mendukung pembangunan bangsa secara keseluruhan.

"Arah ristek itu untuk pemenuhan kebutuhan pangan, energi, kesejahteraan, karena itu yang dibutuhkan masyarakat. Pembangunan kita harus didasarkan pada itu. Ristek harus bisa mengantisipasi dunia kesehatan yang berkembang juga," harap Sonny.

Disinggung soal penominasian sebagai Menristek, Zul enggan berkomentar banyak. Mantan calon Gubernur Banten ini tidak ingin bermimpi sebagai menteri. Alasannya, jabatan publik di PKS merupakan penugasan bukan atas permintaan. "Jangan sampai ada kesan kepingin dan semuanya diserahkan kepada partai. Karena menurut saya masih banyak kader yang lebih baik," jawab Zul.

Akankah Zul dipanggil SBY untuk memperkuat kabinet mendatang? Jawabannya ada di bulan Oktober mendatang. [ton]

Sumber : http://www.inilah.com/berita/politik/2009/09/08/152987/zul-doktor-industri-peka-teknologi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar