INILAH.COM, Jakarta - Masuknya PDIp dalam kabinet mendatang, sudah tidak lagi ditentang PKS. Perubahan sikap KPS itu dinilai sebagai strategi untuk berpolitik ganda.
"Dipanggung depan mereka (PKS) menerima, namun di panggung belakang mereka menolak kehadiran PDIP dan Golkar dalam gerbong koalisi." sebut peneliti LSI Burhanuddin Muhtadi kepada INILAH.COM di Jakarta, Selasa (1/9).
Ia menilai, perubahan sikap PKS itu karena ada sinyalemen dari kubu SBY yang tidak begitu senang dengan sikap PKS yang terlalu menekan. Sehingga memposisikan PKS agak sedikit akomodatif.
"Dan tidak terlalu memaksakan serta menyerahkan sepenuhnya kepada SBY untuk menentukan susunan kabinetnya," katanya.
Selain itu, menurut Muhtadi, ada asumsi jika SBY terlalu di tekan justru membuat PKS khawatir tidak mendapat atau terkurangi jatah alokasi kursi. "Hal ini membuat belakangan dalam retorika politik yang di gunakan PKS mereka tampil di publik dengan mempersilakan SBY yang menentukan hitam putih siapa yang ingin diajak bergabung oleh SBY," terangnya.
Mengenai alasan PKS sendiri, diakuinya, karena takut jatah kursi menterinya akan terkurangi dengan hadirnya PDIP dan Golkar. Jadi, bukan semata-mata demokrasi.
Sebelumnya Wakil Sekjen PKS Agus Purnomo memberi sinyal jika oposisi dalam pemerintahkan mendatang tidaklah penting. Hal tersebut diungkapkan dia terkait keinginan PDIP yang akan bergabung dalam kabinet mendatang. [bay/jib]
Sumber : http://www.inilah.com/berita/politik/2009/09/01/149713/nrimo-pdip-strategi-ganda-pks/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar